SITARO – Kampung Kapeta di Kecamatan Siau Barat Selatan menjadi salah satu kampung yang lahir dari aspirasi masyarakat untuk meningkatkan pelayanan pemerintahan. Resmi dimekarkan dari Kampung Tanaki pada tahun 1999, keberadaan Kampung Kapeta kini menjadi bagian penting dalam pembangunan wilayah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro).
Sebelum resmi berdiri sendiri, Kampung Kapeta merupakan bagian dari wilayah administrasi Lindongan I di Kampung Tanaki. Pemekaran ini dilakukan dengan tujuan agar pelayanan kepada masyarakat lebih efektif dan pemerataan pembangunan dapat dirasakan langsung oleh warga.
Nama “Kapeta” sendiri memiliki makna unik. Awalnya, wilayah ini banyak ditumbuhi pohon Kupa atau jambu merah. Namun, karena kata Kupa dalam bahasa Sangir memiliki konotasi negatif, masyarakat kemudian menggantinya dengan nama Kapeta. Sejak saat itu, sebutan ini melekat hingga menjadi identitas resmi kampung.
Kepemimpinan dari Masa ke Masa
Sejak berdirinya, Kampung Kapeta telah dipimpin oleh sejumlah Kapitalau (Kepala Desa) dengan periode kepemimpinan yang berbeda-beda. Berikut nama-nama Kapitalau yang pernah memimpin:
Hersen Matahari (1999 – 2000)
Getruida Lumonang (2000 – 2005)
Wilmar Rentandatu (2006 – 2011)
Wilmar Rentandatu (2011 – Mei 2017)
Joni Sentinuwo (2017 – September 2017)
Ronal Rentandatu (September 2017 – 2023)
Penjabat Kapitalau Ivane A. Tuwaidan
Penjabat Kapitalau Lidya Matahari
Perjalanan kepemimpinan ini menjadi bagian dari dinamika pemerintahan kampung yang terus menyesuaikan dengan perkembangan masyarakat.
Letak Geografis dan Wilayah Administratif
Kampung Kapeta memiliki luas wilayah sekitar 1.760.870 meter persegi, dengan posisi yang cukup strategis karena hanya berjarak sekitar 6 kilometer dari pusat pemerintahan Kabupaten Sitaro.
Secara administratif, kampung ini terbagi menjadi empat Lindongan dengan batas wilayah sebagai berikut:
Utara berbatasan dengan Kampung Talawid
Timur berbatasan dengan Kampung Biau
Selatan berbatasan dengan Kampung Tanaki
Barat berbatasan dengan Laut Sulawesi
Letaknya yang berada di antara pesisir dan pegunungan membuat Kapeta memiliki potensi sumber daya yang beragam.
Mata Pencaharian Warga
Sebagian besar penduduk Kapeta bekerja sebagai nelayan, memanfaatkan kekayaan laut di sekitar perairan Sitaro. Selain itu, masyarakat juga menggantungkan hidup dari sektor pertanian, terutama di lahan pegunungan yang subur.
Harapan ke Depan
Penjabat Kapitalau Kampung Kapeta, Lidya Matahari, menyampaikan bahwa semangat kebersamaan warga adalah modal utama dalam membangun kampung.
“Kapeta bukan hanya sebuah nama, tetapi cerminan jati diri masyarakat yang tangguh dan bersatu. Ke depan, kami berharap potensi laut dan pertanian dapat dikelola lebih baik lagi, sehingga kesejahteraan masyarakat semakin meningkat,” ujarnya.
Dengan semangat gotong royong dan dukungan pemerintah daerah, Kampung Kapeta diharapkan terus berkembang sebagai salah satu kampung yang berperan penting dalam pembangunan di Kabupaten Kepulauan Sitaro menuju Sitaro Masadada.