Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Sitaro 2025-2030 - Chyntia Kalangit dan Heronimus Makainas
PEMKAB SITARO

Danau Cinta Pulau Makalehi, Keindahan Hati di Tengah Laut Sitaro

×

Danau Cinta Pulau Makalehi, Keindahan Hati di Tengah Laut Sitaro

Sebarkan artikel ini
Danau Cinta Sitaro

SITARO – Tersembunyi di ujung barat daya Kabupaten Kepulauan Sitaro, terdapat sebuah surga alami yang belum banyak tersentuh dunia pariwisata modern Danau Cinta di Pulau Makalehi. Namanya terdengar puitis, dan bentuknya benar-benar menyerupai simbol hati jika dilihat dari puncak bukit. Bukan hanya bentuknya yang unik, tapi juga kisah geologi dan keaslian alam sekitarnya yang menjadikan danau ini istimewa.

Tiga Kampung di Pulau Makalehi

Pulau Makalehi secara administratif terdiri dari tiga kampung (desa), yaitu Kampung Makalehi Induk, Makalehi Utara, dan Makalehi Timur. Ketiganya berada di wilayah Kecamatan Siau Barat. Meskipun berada di pulau terpisah, ketiga kampung ini tetap aktif dalam pemerintahan dan kehidupan masyarakat di Sitaro. Warga hidup dari hasil laut, perkebunan, serta kini mulai melirik potensi wisata alam sebagai sumber kesejahteraan baru.

BUPATI KEPULAUAN SITARO
Banner Promosi Sitaro Masadada
CHYNTIA INGRID KALANGIT, S.KM

Warisan Kaldera Purba

Danau Cinta bukan danau biasa. Ia terbentuk dari kaldera purba bekas letusan gunung berapi laut yang membentuk Pulau Makalehi sendiri. Seiring waktu, lubang kaldera itu terisi air hujan dan membentuk danau mati yang kini menjadi ikon cinta dari Sitaro. Tidak ada sungai yang mengalir ke atau dari danau ini, menjadikannya benar-benar tenang, seperti cermin di tengah hutan.

Dikelilingi Bukit dan Hutan Asli

Danau ini terletak di tengah Pulau Makalehi, dikelilingi oleh sembilan bukit indah seperti Bukit Dumpis, Tenggohang, Kuhita, dan beberapa lainnya. Jika mendaki salah satu dari puncak tersebut khususnya Bukit Kuhita pengunjung akan disuguhi pemandangan spektakuler: danau berbentuk hati dikelilingi hijau pepohonan dan biru laut dari kejauhan. Sebuah panorama yang tak mudah dilupakan.

Akses Menantang, Tapi Seimbang dengan Keindahan

Untuk mencapai Danau Cinta, perjalanan harus dimulai dari Manado menggunakan kapal cepat menuju Pulau Siau (sekitar 3–4 jam), kemudian dilanjutkan dengan kapal motor ke Makalehi. Karena tidak ada penyeberangan reguler setiap hari, wisatawan harus merencanakan perjalanan dengan baik. Namun sesampainya di sana, semua lelah seakan terbayar lunas.

Wisata Berbasis Komunitas

Pulau Makalehi dikenal sebagai salah satu kampung terbersih di Indonesia. Penduduknya hidup dalam kesederhanaan, namun penuh keramahan. Belum ada penginapan formal, tapi banyak warga bersedia membuka rumah mereka bagi wisatawan. Inilah peluang emas untuk menikmati wisata berbasis komunitas dan belajar langsung kearifan lokal masyarakat pesisir.

Bukan Hanya Danau

Meski Danau Cinta menjadi daya tarik utama, Pulau Makalehi menyimpan berbagai keunikan lain. Mulai dari gua Onding yang menyimpan kisah mistis, pantai-pantai alami tanpa jejak wisata massal, hingga kehidupan nelayan yang masih menjaga tradisi turun-temurun. Ini menjadikan Makalehi sebagai destinasi sempurna bagi wisatawan yang mencari keaslian, bukan kemewahan.

Potensi Wisata Masa Depan

Dengan promosi yang tepat dan pengelolaan berbasis ekowisata, Danau Cinta bisa menjadi ikon baru pariwisata Kabupaten Sitaro. Pemerintah daerah dan masyarakat memiliki peluang besar untuk menjadikan tempat ini sebagai destinasi unggulan tanpa merusak keasliannya. Wisata alam yang lestari adalah masa depan pariwisata Sitaro.

Danau Cinta bukan hanya nama ia adalah simbol. Simbol cinta pada alam, pada tanah kelahiran, dan pada kekayaan yang diwariskan alam kepada masyarakat Sitaro. Jika kamu ingin menyentuh bagian terdalam dari Sitaro, datanglah ke Pulau Makalehi dan temui Danau Cinta. Siapa tahu, hatimu tertinggal di sana.(*)

© 2025 Sitaro Masadada. All rights reserved.