SITARO – Pemerintah pusat tengah bersiap meluncurkan sebuah terobosan besar dalam dunia pendidikan nasional.
Program bertajuk Sekolah Rakyat, yang digagas langsung oleh Presiden Prabowo Subianto, ditargetkan mulai beroperasi pada Juli 2025.
Program ini merupakan sekolah gratis berkonsep asrama yang diperuntukkan bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem berdasarkan desil 1 Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
Wakil Menteri Sosial RI, Agus Jabo Priyono, menyebut Sekolah Rakyat sebagai langkah strategis untuk memutus rantai kemiskinan antargenerasi sekaligus mencetak generasi emas Indonesia di masa depan.
“Presiden meminta Sekolah Rakyat disiapkan mulai dari jenjang SD, SMP hingga SMA. Targetnya, tiap sekolah menampung sekitar 1.000 siswa. Tahun ini kami ditugaskan membuka minimal 100 titik,” kata Agus dalam siniar Penjaga Harapan, Jumat (5/7/2025), dikutip dari laman resmi Kemensos RI.
Sekolah ini dirancang dengan konsep berasrama terpadu yang berdiri di atas lahan minimal delapan hektare.
Setiap unit sekolah akan dilengkapi dengan fasilitas modern, seperti laboratorium, fasilitas olahraga, asrama, ruang belajar, dan pemenuhan kebutuhan dasar siswa seperti seragam, alat belajar hingga makanan, semuanya gratis.
Lebih dari sekadar sekolah konvensional, Sekolah Rakyat mengintegrasikan teknologi dalam proses belajar-mengajar.
Seluruh siswa akan menggunakan iPad, menggantikan buku dan papan tulis tradisional. Sistem pendidikannya pun berbasis digital, didukung kurikulum unggulan yang menanamkan nilai kebangsaan, karakter keagamaan, hingga keterampilan profesional yang siap pakai di dunia kerja.
Program ini dilaksanakan secara kolaboratif oleh berbagai kementerian. Kementerian Pendidikan, KemenPAN RB, BKN, dan Kemenag bertanggung jawab atas kurikulum dan tenaga pendidik, sementara Kementerian PUPR menangani pembangunan fisik sekolah. Adapun Kementerian Sosial menjadi penanggung jawab utama program.
Menanggapi berbagai stigma yang muncul di media sosial, Agus menegaskan bahwa Sekolah Rakyat bukanlah sekolah ‘kelas dua’, melainkan justru menjadi sekolah unggulan nasional.
“Ini bukan sekolah biasa. Di sekolah formal kita hanya belajar ilmu pengetahuan. Di sini, siswa akan dibekali dengan pendidikan karakter, kebangsaan, keagamaan, dan skill kerja. Mereka disiapkan menjadi manusia unggul,” tegasnya.
Pada tahap awal, Sekolah Rakyat akan dibangun di 65 titik prioritas yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
Lokasi dipilih berdasarkan data DTSEN, dengan prioritas di daerah padat kemiskinan seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Banten. Namun ke depan, setiap kabupaten/kota ditargetkan memiliki minimal satu Sekolah Rakyat.
Seleksi penerimaan siswa dilakukan secara ketat melalui verifikasi lapangan oleh pendamping PKH atau petugas Sentra Kemensos.
Mereka akan menilai kondisi sosial ekonomi keluarga, termasuk asesmen terhadap calon siswa dan orangtua.
“Perintah Presiden jelas: Sekolah Rakyat diperuntukkan bagi masyarakat yang betul-betul tidak mampu,” tegas Agus.
Program ini menjadi bagian dari strategi besar pemerintah untuk menghapus kemiskinan ekstrem pada 2026 dan menurunkan angka kemiskinan nasional di bawah 5 persen pada 2029.
Di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), pemerintah daerah menyambut baik program ini.
Bupati Sitaro Chyntia Kalangit menyatakan bahwa Sekolah Rakyat adalah peluang emas bagi generasi muda Sitaro untuk keluar dari lingkaran kemiskinan.
“Kami sangat mendukung program ini. Harapan kami, Sitaro bisa menjadi salah satu lokasi pembangunan Sekolah Rakyat agar anak-anak dari keluarga kurang mampu di daerah kepulauan juga mendapat akses pendidikan berkualitas,” ujar Chyntia Kalangit.
Senada dengan itu, Wakil Bupati Heronimus Makainas menyebut Sekolah Rakyat sebagai bentuk nyata kehadiran negara bagi warga kecil, terlebih khusus di Kabupaten Sitaro.
“Ini bukan sekadar program pendidikan, tapi bukti keadilan sosial. Kami siap mengawal dan memfasilitasi agar program ini juga hadir di Sitaro,” kata Makainas.
Dengan visi pendidikan yang inklusif, berbasis teknologi, dan berorientasi pada pembangunan karakter, Sekolah Rakyat bukan hanya solusi sesaat.
Ia adalah investasi jangka panjang untuk mencetak generasi emas Indonesia menyongsong 2045.(*)