Jika kau pernah berkunjung ke perbukitan di Sitaro saat musim panen rempah tiba, aromanya akan langsung menyergap hidung. Hangat, kuat, dan khas. Itu aroma cegnkih rempah kecil yang sejak ratusan tahun lalu bukan hanya menjadi komoditas dagang, tapi juga bagian penting dari warisan kesehatan tradisional masyarakat Sitaro.
Cenkih bukan sekadar bumbu dapur. Di balik ukurannya yang mungil, tersimpan segudang manfaat untuk kesehatan tubuh. Dan yang menarik, semua itu sudah lama dipahami oleh para tetua kampung, bahkan sebelum para peneliti modern mencatat khasiatnya di jurnal-jurnal kesehatan.
Cengkih bukan sekadar bumbu dapur. Di balik ukurannya yang mungil, tersimpan segudang manfaat untuk kesehatan tubuh. Dan yang menarik, semua itu sudah lama dipahami oleh para tetua kampung, bahkan sebelum para peneliti modern mencatat khasiatnya di jurnal-jurnal kesehatan.
1. Obat Sakit Gigi yang Paling Cepat
Di banyak rumah di Sitaro, ketika seseorang mengeluh sakit gigi, yang dicari pertama kali bukan obat dari apotek, tapi cengkih kering. Rempah ini digigit langsung di area gigi yang sakit atau ditumbuk halus lalu ditempelkan. Rasa hangat dan sedikit getirnya membantu mematikan rasa nyeri. Kandungan eugenol dalam cenkih memang dikenal sebagai antiseptik alami dan penghilang rasa sakit.
2. Meredakan Batuk dan Radang Tenggorokan
Saat cuaca dingin atau angin kencang dari laut datang, batuk bisa dengan mudah menyerang. Maka di dapur-dapur warga Sitaro, rebusan air cengkih selalu siap sedia. Ramuan ini sering dicampur dengan jahe, madu atau sedikit gula merah agar lebih nikmat. Efeknya? Tenggorokan terasa lega dan hangat. Sederhana, tapi manjur.
3. Menenangkan Perut dan Meningkatkan Pencernaan
Tidak semua orang tahu bahwa cengkih juga berperan penting untuk kesehatan perut. Di kampung-kampung, rebusan air cenkih sering diminum setelah makan besar atau saat perut terasa begah. Cenkih membantu merangsang produksi enzim pencernaan, mengurangi gas dalam perut, dan mengatasi mual.
4. Penghangat Tubuh Alami
Cenkih adalah sahabat baik bagi mereka yang sering merasa dingin atau masuk angin. Masyarakat Sitaro kerap mencampur bubuk cengkih ke dalam minyak kelapa, lalu digunakan sebagai minyak gosok di malam hari, terutama untuk anak-anak. Hangatnya meresap ke dalam tubuh dan membuat tidur lebih nyenyak.
5. Menurunkan Kolesterol dan Menjaga Jantung
Meski dulu tidak disebut dengan istilah medis, para tetua Sitaro percaya bahwa rutin meminum air rebusan cengkih dapat “melancarkan darah”. Kini, para peneliti membuktikan bahwa kandungan antioksidan dalam cengkih memang membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan menjaga kesehatan jantung.
6. Anti-Peradangan dan Pelindung Imunitas
Cengkih juga memiliki sifat anti-inflamasi dan antimikroba. Maka tak heran jika ia sering jadi bahan dasar dalam ramuan tradisional untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Dalam tradisi lokal, beberapa orang mencampur bubuk cenkih ke dalam minuman pagi, atau bahkan ke dalam makanan ringan seperti pisang rebus.
Warisan yang Harus Dijaga
Cengkih bukan sekadar tumbuhan. Ia adalah saksi bisu sejarah Sitaro dari masa kerajaan, hingga masa kini. Ia juga menjadi bukti bahwa kearifan lokal seringkali lebih dahulu menemukan solusi sebelum sains modern mengakuinya.
Kini, ketika dunia kembali melirik pengobatan alami, cengkih memiliki tempat istimewa di tengah tren hidup sehat. Tak sedikit generasi muda di Sitaro yang mulai kembali belajar dari leluhur, menggali khasiat dari kebun sendiri, bukan dari botol-botol suplemen pabrik.(*)
